
Pejuang Gerakan Keadilan Dan Kesetaraan (Jem). Sebuah Konflik Bersenjata Kulit Hitam. Menyaksikan Desa Yang Terbakar Dibakar Oleh Janjaweed. Sebuah Milisi Arab. Di Darfur. Sudan Barat. Pada 7 September 2004.

Contents
Sekelompok Anggota Parlemen Inggris Merilis Laporan Pada Tanggal 26 Tentang Situasi 20 Tahun Setelah Genosida (Genosida) Di Wilayah Darfur Di Sudan Barat .
Di Sudan. Tentara Reguler Dipimpin Oleh Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Abdel Fattah Burhan. Ketua Dewan Pemerintahan. Yang Secara De Facto Adalah Kepala Negara. Dan Pasukan Paramiliter Dipimpin Oleh Panglima Tertinggi Muhammad Hamdan Dagalo (Umum Dikenal Sebagai Hemedi). Yang Secara De Facto Adalah Kepala Negara Bentrokan Antara Pasukan Pendukung Reaksi Cepat (Rsf) Dengan Cepat Menyebar Ke Seluruh Negeri. Memperburuk Situasi Dalam Negeri. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa. António Guterres. Melaporkan
Keesokan Harinya Pada Tanggal 25 . “Setidaknya 450 Orang Telah Tewas Sejauh Ini. Termasuk Empat Pejabat Pbb. Lebih Dari 4.000 Terluka Dan Puluhan Ribu Orang Mengungsi Dari Rumah Mereka. Situasinya Sangat Buruk. Penduduk Terjebak Di Dalam Ruangan. Diteror Karena Kekurangan Makanan. Air. Obat-obatan Dan Bahan Bakar.” Perbekalan. Dan Rumah Sakit Dikuasai Oleh Kelompok Bersenjata. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (Who). Ada Laporan Bentrokan Bersenjata Di Seluruh Negeri. Dengan Orang-orang Melarikan Diri Melintasi Nil Biru.
Kordofan Utara. Dan Darfur.
” Darfur Mengalami Kebangkitan Kekerasan Sejak Desember 2020. Dengan Konflik Etnis Yang Meningkat Secara Khusus. Seperti Yang Dicatat Oleh Kelompok Parlemen Inggris. “Ada Kekhawatiran Akan Terulangnya Pola Kekerasan Ekstrim Di Masa Lalu Di Wilayah Tersebut”. Kekerasan Di Darfur Meningkat Awal Tahun Ini Dan Dikatakan Meningkat Lagi Bulan Ini Ketika Pertempuran Sengit Dimulai Di Khartoum.
Tingkat Kekerasan Saat Ini Sangat Mengkhawatirkan Mengingat Apa Yang Terjadi Di Darfur Pada Tahun 2003 Lalu. Dua Puluh Tahun Yang Lalu. Genosida Menewaskan Antara 300.000 Dan 400.000 Orang. Menelantarkan Lebih Dari 2.5 Juta Orang. Dan Menyebabkan Banyak Luka. Pada Tanggal 9 September 2004. Menteri Luar Negeri As Saat Itu Colin Powell Mengatakan Kepada Komite Hubungan Luar Negeri Senat. “Pola Kekejaman Yang Konsisten Dan Tersebar Luas: Janjaweed (Milisi Arab) Dan He Bersaksi . ” “Ini Bukan Hanya Kekerasan Acak. Ini Adalah Upaya Terkoordinasi.” Katanya.
Kekejaman Masa Lalu Ini Merupakan Indikator Penting Dan Faktor Risiko Untuk Kekejaman Di Masa Depan.
Dua Puluh Tahun Telah Berlalu Sejak Genosida. Dan “Masa Depan” Itu Mungkin Telah Tiba. Impunitas Dari Kekejaman Masa Lalu Juga Merupakan Indikator Penting Dari Kekejaman Di Masa Depan.
Kelompok Parlementer Inggris Melaporkan : “Gelombang Kekerasan Baru Meliputi Pembunuhan. Pemerkosaan Dan Kekerasan Seksual. Penyiksaan. Perlakuan Tidak Manusiawi Dan Merendahkan Martabat. Penggunaan Tentara Anak-anak Dan Serangan Terhadap Kamp-kamp Pengungsi Internal. Ini Memiliki Semua Ciri Kejahatan Kekejaman Dan Merupakan Peringatan Dini Yang Nyata Tanda Meningkatnya Kekejaman.” Lord Alton. Anggota House Of Lords Untuk Liverpool. Mengatakan Tentang Laporan Tersebut Dan Situasi Baru-baru Ini
Di Sudan. “Situasi Saat Ini Muncul Dari Kegagalan Untuk Menanggapi Kekejaman Di Darfur Selama Dua Dekade Terakhir. . Hal Yang Perlu Diingat Setiap Kali Kita Berpikir Tidak Apa-apa Memiliki Keberanian Untuk Mengabaikan Pertanyaan Tentang Keadilan.’ Kata .
Dua Puluh Tahun Setelah Genosida Darfur. Ada Kekhawatiran Bahwa Kekejaman Itu Akan Terulang Kembali. Komunitas Internasional Harus Menganggap Serius Laporan Ini Dan Bertindak Sesuai Dengan Kewajiban Hukumnya Untuk Mencegah Genosida Dan Komitmen Politiknya Untuk Melindungi. Seperti Yang Ditunjukkan Oleh Situasi Baru-baru Ini Di Khartoum. Kecil Kemungkinan Bahwa Keprihatinan Ini Akan Ditangani Tanpa Tekanan Dan Bantuan Internasional.